Cerita rakyat selanjutnya yang bisa dijadikan sebagai referensi bacaan yaitu tentang Keong Mas. Zaman dahulu kala, hiduplah https://www.agenbuspariwisata.com/ seorang raja di kerajaan Daha yang bernama Kertamerta. Ia mempunyai dua orang putri yang bernama Candra Kirana dan Dewi Galuh. Hidup mereka bahagia.
Pada suatu ketika, pangeran yang bernama Inu Kertapati datang ke istana karena ingin melamar salah satu putri sang raja. Putri yang dipilihnya adalah Candra Kirana. Kemudian mereka memutuskan untuk segera melangsungkan acara tunangan. Namun ternyata Dewi Galuh juga menaruh hati pada pangeran tersebut.
Hal ini mengakibatkan Dewi Galuh ingin menyingkirkan Candra Kirana dari kerajaan tersebut dengan membuat suatu slot gacor maxwin rencana. Dewi Galuh meminta bantuan dari seorang penyihir untuk membuat adiknya menjadi terlihat buruk.
Sang penyihir saat itu tidak bisa masuk ke dalam istana. Setelah itu, ia memfitnah Candra Kirana sampai akhirnya ia dikeluarkan dari kerajaan. Di perjalanannya sesudah diusir dari kerajaan ia bertemu dengan sang penyihir jahat tersebut. Lalu Candra Kirana diubah menjadi seekor keong.
Penyihir tersebut menjelaskan bahwa kutukan nantinya bisa hilang ketika ia bertemu dengan Raden Inu Kertapati https://www.guruberwawasan.com/ tunangannya. Raden Inu Kertapati mencari-cari keberadaan Candra Kirana yang diusir dari kerajaan. Sebab ia tahu bahwa Candra Kirana belum meninggal.
Ia tidak kelah lelah mencarinya sampai suatu saat berhasil bertemu juga dengan Candra Kirana. Kemudian sang raden membawanya pulang menuju istana. Candra Kirana juga mengajak seorang nenek yang selama ini sudi untuk merawatnya ketika ia masih menjadi seekor keong.
Sesudah sampai di istana, akhirnya ia menceritakan semua yang dialaminya kepada sang ayah. Lalu sang ayah meminta maaf karena sudah melakukan sesuatu yang membuatnya menjadi menderita selama ini. Dewi Galuh melarikan diri menuju ke sebuah hutan. Sejak saat itulah Inu Kertapati dan Candra Kirana https://lakshyasignages.com/slot-bonus/ menikah dan hidup bersama dengan bahagia.